Persiapan Mental
Melalui pendidikan militer dalam TNI dan Polri tentulah sangat berbeda dengan dunia SMA. Pendidikan militer diibaratkan seperti masuk kawah Candradimuka layaknya Gatotkaca yang digembleng secara fisik dan mental untuk kemudian berhasil menjadi kesatria yang mumpuni dan mampu mengalahkan musuh dalam membela kebenaran dan keadilan. Masuk ke dalam kawah tersebut perlu adanya persiapan mental yang kokoh, sehingga bisa menjalaninya dengan penuh semangat dan kesuksesan. Berikut persiapan mental yang perlu dilakukan.
Kepasrahan dan Do’a
Adanya satu kepasrahan kepada Allah SWT membuat seseorang menjadi ringan dalam melangkah. Demikian pula pada peserta seleksi TNI dan Polri. Kepasrahan kepada Sang Maha Pencipta harus menjadi hal pertama yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan mental. Lolos ataupun tidak, kepasrahan bisa membuat seseorang lebih legowo, menerima, dan lebih bersemangat menjalani kehidupan. Kepasrahan yang demikian tentulah harus didukung dengan doa yang tiada henti kepada-Nya. Doa yang dipanjatkan pastilah terdengar oleh-Nya, apalagi jika kita berdoa setiap hari dan bahkan setiap waktu. Doa bisa juga disebut sebagai terapi bagi keberhasilan setiap orang dalam cita-cita masing-masing. Karena seseorang yang telah berdoa secara otomatis akan melakukan usaha yang lebih besar sehingga dapat memperoleh yang diinginkannya.
Minta Restu Kedua Orang Tua dan Seluruh Keluarga
Menjalani seleksi dan pendidikan di TNI dan Polri perlu mendapat dukungan secara moral dari orang tua dan keluarga lain, kakak maupun adik. Sebab pendidikan di TNI dan Polri bukan hanya pendidikan secara teori dan pengetahuan, tetapi juga menjalani serangkaian praktik kemiliteran yang penuh tantangan. Dalam setiap langkah ada tantangan tersendiri yang membutuhkan konsentrasi serta kekuatan lahir dan batin dalam menjalaninya. Doa orang tua akan melancarkan semua usaha, demikian pula doa seluruh anggota keluarga di rumah.
Positive Thinking
Keyakinan sekarang merupakan doa yang diliputi oleh pemikiran positif bahwa sang Maha Kuasa akan meridai setiap langkah yang diambil. Oleh karena itu, seseorang perlu berpikiran positif terutama pada Tuhan YME, berpikiran positif kepada orang tua, saudara, teman, dan setiap orang yang ada di dekatnya. Bagaimanapun seseorang yang diliputi pemikiran positif/positive thinking maka hidupnya akan terasa ringan dan bersemangat. Apapun yang dilakukan menjadi mudah karena pemikirannya sendiri memudahkan hal tersebut. Meskipun pada kenyataannya ada juga orang-orang yang memang tidak sebaik yang diperkirakan, tetapi dengan positive thinking minimal tidak perlu memikirkan keburukan orang lain sehingga justru menjadi penghambat bagi diri sendiri untuk melangkah.
Memupuk Mental Prajurit
Mental seorang prajurit TNI dan Polri perlu dipupuk apabila seorang peserta berkeinginan untuk lolos seleksi. Hal ini terkait dengan psikotes yang nantinya dihadapi untuk menggambarkan kepribadian total dari sejumlah sampel perilaku yang diaplikasikan dalam pertanyaan-pertanyaan di lembar soal. Dengan memupuk mental prajurit maka jawaban yang diungkapkan akan sesuai dengan ketentuan yang seharusnya dimiliki oleh seorang prajurit TNI dan Polri. Kejujuran, keberanian, tanggung jawab, kesederhanaan, jiwa kepemimpinan, keadilan, sampai dengan kemampuan berbaur dengan masyarakat merupakan mental prajurit yang harus dipupuk serta dibiasakan sejak dini.
Sedikit Bicara Banyak Bertindak
Seorang prajurit TNI dan Polri tidak hanya membutuhkan kecakapan, tetapi juga ketangkasan. Irit bicara menjadi solusi terbaik saat menjalani seleksi sampai dengan pendidikan militer. Dengan tak banyak bicara maka tenaga lebih terjaga dan kondisi tubuh lebih fit untuk menghadapi tes. Namun, hal ini bukan berarti lantas diartikan tidak boleh bertegur sapa dan berkenalan dengan peserta lain. Tetap ramah dan tidak berlebihan adalah jalan terbaik dalam menjalani seleksi TNI dan Polri.